Kamis, 27 Januari 2011

Praktek Kerja Lapangan

nyari tempat PKL?
atau mau melakukan Penelitian Skripsi/Tesis?
kami terbuka untuk pendidikan, demi kemajuan koperasi
ataupun sekedar berkunjung juga bisa...
silahkan hubungi bagian humas kami..

Rabu, 26 Januari 2011

KERAGAMAN AGRIBISNIS DAN AGRO INDUSTRI

a. PRA-BUDIDAYA merupakan Pelayanan dan Usaha koperasi dan/atau kerjasama dengan pihak ketiga, meliputi :
  • Penyediaan Bibit
  • Penyediaan Pakan Ternak
  • Penyeiaan Peralatan
  • Penyediaan Obat-obatan
b. PROSES-BUDIDAYA merupakan usaha anggota dan koperasi, meliputi :
  • Manajemen Koperasi
  • Penyediaan Hijauan
  • Manajemen Beternak Sapi Perah
  • Penyetoran Susu Ke Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) terdekat
  • Pelaporan Ternak yang sakit, berahi, kelahiran, mutasi, dsb
  • Penampungan susu
  • Angkutan susu
  • Pengolahan susu




c. PEMASARAN HASIL BUDIDAYA merupakan usaha koperasi atau kerjasama dengan pihak ketiga, meliputi :
  • Pemasaran ke Industri Pengolahan Susu (PT. Frisian Flag Indonesia & PT. Ultrajaya)
  • Pemasaran ke non-IPS (Home Industry, Distributor, dll)
  • Angkutan



















d. PENUNJANG USAHA merupakan Pelayanan dan Usaha koperasi atau kerjasama dengan pihak ketiga, meliputi :
  • Pendidikan dan Latihan
  • Penyuluhan dan Pendampingan
  • Pelayanan dan Usaha Kesehatan Anggota
  • Pelayanan dan Usaha Kesehatan Ternak
  • Asuransi
  • Pelayanan dan Usaha kebutuhan anggota
  • Bank Perkreditan Rakyat
  • Pelayanan Apotik.

LATAR BELAKANG

 (drh. H. Daman Danuwidjaja)
Sejak zaman penjajahan Belanda di Pangalengan sudah dikenal peternakan sapi perah yang dikelola oleh perusahaan Belanda, perusahaan tersebut :
1.De Friesche Terp
2.Almanak
3.Van Der Els
4.Big Man 
Untuk pemasaran hasil produksinya perusahaan tersebut mendirikan BMC
(Bandungche Melk Center).
Sewaktu pendudukan Jepang perusahaan tersebut dihancurkan dan sapinya
dipelihara oleh penduduk sekitar sebagai usaha keluarga.
Untuk meningkatkan populasi sapi perah serta meningkatkan pendapatannya, bulan
November 1949 didirikan koperasi dengan nama GAPPSIP (Gabungan Petani
Peternak Sapi Indonesia Pangalengan)
Mulai tahun 1961, GAPPSIP tidak mampu menghadapi labilnya perekonomian Indonesia, sehingga tataniaga persusuan sebagian besar diambil alih oleh  kolektor (tengkulak). Dengan kondisi demikian peternak mengalami kerugian karena harga susu yang diterima sangat rendah bahkan tidak sedikit jerih payah peternak tidak dibayar.
Dengan situasi dan kondisi tersebut, tahun 1963 GAPPSIP tidak mampu melakukan kegiatannya sebagai koperasi.
Menyadari keadaan tersebut, atas prakarsa beberapa tokoh masyarakat yang disepakati oleh peternak pada tanggal 22 Maret 1969 didirikan koperasi yang diberi nama KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN disingkat KPBS Pangalengan. Bersamaan dengan dimulainya REPELITA I tanggal 1 April 1969 KPBS Pangalengan diberi Badan Hukum dan tanggal tersebut merupakan Hari Jadi KPBS Pangalengan. Sejak saat itu mulai mendapat pembinaan dari Pemerintah Kabupaten DT II Bandung, Gubernur Jawa Barat, Dirjen Peternakan dan mendapat bantuan dari UNICEF.
Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 1.000 – 1.420 meter,
Suhu udara antara 12 – 28 0C,
Basah udara (kelembaban) antara 60 – 70 %.
Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok untuk perkebunan  serta tanaman sayuran
Wilayah kerja meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu:
a.Kecamatan Pangalengan
b.Kecamatan Kertasari
c.Kecamatan Pacet
 

Selasa, 25 Januari 2011

LATAR BELAKANG

Sejak zaman penjajahan Belanda di Pangalengan sudah dikenal peternakan sapi perah yang dikelola oleh perusahaan Belanda, perusahaan tersebut :
1.De Friesche Terp
2.Almanak
3.Van Der Els
4.Big Man
Untuk pemasaran hasil produksinya perusahaan tersebut mendirikan BMC (Bandungche Melk Center).
Sewaktu pendudukan Jepang perusahaan tersebut dihancurkan dan sapinya dipelihara oleh penduduk sekitar sebagai usaha keluarga.
Untuk meningkatkan populasi sapi perah serta meningkatkan pendapatannya, bulan November 1949 didirikan koperasi dengan nama GAPPSIP (Gabungan Petani Peternak Sapi Indonesia Pangalengan). 
 
Mulai tahun 1961, GAPPSIP tidak mampu menghadapi labilnya perekonomian Indonesia, sehingga tataniaga persusuan sebagian besar diambil alih oleh  kolektor (tengkulak). Dengan kondisi demikian peternak mengalami kerugian karena harga susu yang diterima sangat rendah bahkan tidak sedikit jerih payah peternak tidak dibayar.
Dengan situasi dan kondisi tersebut, tahun 1963 GAPPSIP tidak mampu melakukan kegiatannya sebagai koperasi.
Menyadari keadaan tersebut, atas prakarsa beberapa tokoh masyarakat yang disepakati oleh peternak pada tanggal 22 Maret 1969 didirikan koperasi yang diberi nama KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN disingkat KPBS Pangalengan. Bersamaan dengan dimulainya REPELITA I tanggal 1 April 1969 KPBS Pangalengan diberi Badan Hukum dan tanggal tersebut merupakan Hari Jadi KPBS Pangalengan. Sejak saat itu mulai mendapat pembinaan dari Pemerintah Kabupaten DT II Bandung, Gubernur Jawa Barat, Dirjen Peternakan dan mendapat bantuan dari UNICEF.
Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 1.000 – 1.420 meter,
Suhu udara antara 12 – 28 0C,
Basah udara (kelembaban) antara 60 – 70 %.
Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok untuk perkebunan  serta tanaman sayuran
  Wilayah kerja meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu:
a.Kecamatan Pangalengan
b.Kecamatan Kertasari
c.Kecamatan Pacet